|
Nikmatnya Jujur
Dalam
kultum kali ini, saya pribadi akan mengangkat sebuah tema yang sering kita
dengar namun ternyata sulit untuk dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu
mengenai ‘kejujuran’.
Jujur
merupakan sifat yang sudah menjadi fitrah manusia. Tidak perlu belajar, manusia
sejak kecil sudah mengenal dan memberlakukan sifat jujur. Hingga tak jarang
anak kecil diangggap sebagai manusia yang tidak bisa berbohong. Namun, lambat
laun manusia akan mengenal sebuah sifat lawan dari kejujuran, yaitu dusta.
Seorang
anak kecil tidak akan berbuat dusta tanpa ada yang mengajarinya. Apabila salah
orang terdekatnya, entah orang tua, keluarga, guru, maupun lingkungan sekolah
memberi contoh untuk melakukan dusta, lambat
laun anak itu akan mencobanya. Jika hal itu terjadi dan memberikan rasa
kepuasan tersendiri bagi si anak, maka dia akan selalu berdusta hingga menjadi
sebuah kebutuhan dan kebiasaan. Dia selalu melakukan perbuatan dusta untuk memuaskan
hawa nafsunya meskipun bertentangan dengan perasaan/ hati nurani. Anak kecil
belum mampu menelaah lebih dalam tentang akibat dusta.
Jika kita
memperhatikan kenikmatan berdusta, tidak sebanding dengan akibatnya kelak.
Bahkan Rasulullah mengkategorikan orang yang berdusta pada sebagian ciri-ciri
orang munafik. Begitu dilaknatnya sifat dusta/ bohong dikarenakan akibatnya
yang begitu besar hingga dapat belarut-larut. Sifat dusta akan berjalan sesuai
kebiasaan, oleh karena itu sejak dari kecil jangan biarkan anak-anak atau siswa
siswi kita mengenal sifat dusta. Jikapun terlanjur mengenal, maka jangan ridhoi
berteman dengan sifat dusta itu. biarkan anak/ siswa kita berkarib dengan
kejujuran hingga tertanam dalam diri mereka hingga akhir hayat.
Dalam
hadits, Rasulullah sangat memperhatikan keutamaan sifat jujur, berikut
bunyinya:
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ
قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم إِنَّ الصِّدْقَ بِرٌّ وَإِنَّ
الْبِرَّ يَهْدِى إِلَى الْجَنَّةِ وَإِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ
حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ صِدِّيقًا وَإِنَّ الْكَذِبَ فُجُورٌ وَإِنَّ
الْفُجُورَ يَهْدِى إِلَى النَّارِ وَإِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ
حَتَّى يُكْتَبَ كَذَّابًا (متفق عليه)
Artinya:
Dari
Ibnu Mas’ud ra. Berkata, Rasulullah saw. Bersabda: “sesungguhnya shidq
(kejujuran) itu membawa kepada kebaikan, Dan kebaikan itu membawa ke surga.
Seseorang akan selalu bertindak jujur sehingga ia ditulis di sisi Allah SWT
sebagai orang yang jujur. Dan sesungguhnya dusta itu membawa kepada kejahatan,
dan kejahatan itu membawa ke neraka. Seseorang akan selalu berdusta sehingga ia
ditulis di sisi Allah swt sebagai pendusta”. (Muttafaqun ‘Alaih)
Dari hadits tersebut, pentingnya sifat jujur akan membawa
kebaikan dan pada akhirnya akan bermuara kepada surga. Begitu pentingnya sifat
jujur hingga sebagian ulama menyebutnya sebagai induk/ibu amal kebaikan. Bukan
hal yang berlebihan. Oleh karena itu, selamat berbuat jujur dan selalu
berhati-hati pada sifat dusta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar