Jumat, 10 Juni 2016
Pram; manusia terlalu sering bertepuk sebelah tangan terhadap Tuhannya
Kamis, 26 Mei 2016
Kata pram, seorang terpelajar harus sudah berlaku adil sejak dalam pikiran apalagi perbuatan. Kalimat itu mungkin sudah tidak asing lagi, terutama bagi pecinta sastra, dan pecinta keadilan tentunya. Saya ingin mengutip kalimat pram yang lain, ada di dalam novelnya berjudul Bumi Manusia. Sebuah novel tetralogi pulau buru.
Berikut tulisnya, "seorang manusia terlalu sering bertepuk sebelah tangan terhadap Tuhannya". Ahhayy. Ada yang setuju dengan pram?
Saya berpikir, dan akhirnya membenarkan pram. Mengapa? Terlalu banyak keinginan manusia di dunia ini. Berharap kaya, cantik, sehat, keadaan aman, sejahtera, sentosa, tidak tersakiti, tidak terdholimi. Terlalu besar ekspektasi manusia dalam menjalani hidup di dunia. Misalnya, pengen kaya. Manusia berdoa, "Tuhan, jadikan aku kaya. Sudah diberi kekayaan. Manusia merasa tidak cukup.
Manusia berdoa dengan yang lebih ekstrim, "Tuhan, jadikan aku lebih kaya dari si fulan". Tuhan langsung mengijabahi kah? Pasti ada prosesnya, Tuhan akan menguji manusia tersebut layak kaya atau tidak, bagaimana usahanya untuk menjadi kaya. Jika dia tidak layak, manusia tersebut tidak jadi kaya, bertepuk sebelah tangan dengan Tuhannya. Jika dia layak, dia menjadi kaya, kemudian berdoa lagi, "Tuhan, jadikan aku orang paling kaya di desa x, di kota x, di negara x, ...." semua orang berdoa seperti itu. Apakah semua menjadi paling kaya. Tidak. Semuanya bertepuk sebelah tangan dengan Tuhannya.
Terlalu banyak doa manusia yang tidak (lebih tepatnya "belum")terijabahi di dunia. Terlalu sering manusia bertepuk sebelah tangan dengan Tuhannya.
Apakah itu salah Tuhan? Jelas tidak. Itu salah manusia. Terlalu besar nafsu manusia terhadap kemewahan dunia yang hanya fana. Terlalu banyak keinginan manusia terhadap hal hal remeh temeh ini. Harta kecantikan dan keduniaan dianggap perkara remeh oleh Tuhan. Ada hal yang lebih besar dan suci, tentang kesabaran syukur keadilan dan kehidupan ukhrowi. Tuhan tidak akan menyia nyiakan manusia yang berpikir besar dan suci.
Tulisan pram, yang dianggap menyebarkan pahamnya lenin, masih saya cintai.
Banyumanik, Semarang
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar