Senin, 18 September 2017

cerita anak: kekuatan doa

Kekuatan Doa Rindi dan rinda merupakan saudara kembar yang selalu bersama. Kemana-mana mereka selalu bergandengan tangan karena memang sangat akrab. Ke mana pun rindi pergi, pasti ada rinda. Begitu juga, setiap rinda melakukan suatu hal pasti Rindi juga melakukannya. Bermain dan belajar mereka lakukan bersama. Setiap hari mereka belajar selama 2 jam selepas solat isya. Yaitu mulai pukul 7 malam sampai 9 malam. Di sekolah mereka juga sekelas. Terkadang mereka pergi ke perpustakaan ketika istirahat. Maklum hobi keduanya sama, yaitu membaca. Di rumah, orang tua mereka sangat menyayanginya. Di sekolah pula, bapak ibu guru dan teman-teman sangat sangat sayang kepadanya. Hal ini dikarenakan sikap Rindi dan Rinda yang baik dan cerdas. Mereka seperti pinang yang dibelah dua, sama-sama cantik, cerdas dan baik. Namun ada satu hal yang membuat mereka berbeda. Rindi selalu berdoa dengan khusyuk ketika melakukan kegiatan, misalnya makan, tidur, dan belajar. Dia benar-benar khusyuk melakukannya. Semua adab doa dilakukannya, seperti mengangkat kedua tangan dan menunduk. Seakan-akan Rindi berdoa benar-benar melihat Allah. Sedangkan Rinda berdoa asal-asalan. Meskipun dia baik dan sering melakukan hal baik, tapi tidak diiringi dengan doa khusyuk terlebih dahulu. Rinda biasanya berdoa sambil memainkan tangan dan kakinya. Tak jarang dia sering menoleh ke samping kanan dan kiri ketika berdoa. Sebenarnya Rindi sering mengingatkan Rinda agar lebih khusyu, tapi Rinda sering mengelak dengan alasan masih kecil. “Kita itu masih kecil Rindi, nanti kalau sudah besar aku akan khusyuk ketika berdoa,” kilah Rinda ketika dinasihati saudara kembarnya. *** Hari itu sangat cerah, Rindi dan Rinda pergi sekolah bersama. Kebetulan hari itu hari pertama ulangan kenaikan kelas. Rindi sudah belajar dengan tekun, Rinda juga. Mereka dengan semangat mengikuti ulangan. Seperti biasa, sebelum mengerjakan soal, Rindi membaca doa dengan khusyuk. Berbeda dengan Rinda. Dia sempat memainkan kerah bajunya ketika berdoa. Setelah doa selesai, mereka menghadapi soal dengan percaya diri. Di tengah-tengah waktu mengerjakan soal, ada satu soal yang tidak bisa dikerjakan Rinda. Dia berpikir sangat keras, namun belum juga mengingat jawabannya. Padahal semalam dia sudah belajar tentang hal itu. Dia mencoba mengingat-ingat materi yang dipelajarinya semalam, tapi tetap saja gagal mengingatnya. Sampai-sampai terbersit di hatinya mengingat Allah, dan berkata “Allah, ayo dong tajamkan ingatanku. Semalam aku sudah membaca materi ini, tapi kok lupa. Aku tidak bisa mengingatnya”. Kalau sudah kepepet seperti ini, dia baru mengingat Tuhannya. Di sisi lain, Rindi dengan mudah mengerjakan soal ulangan itu. Dia mengingat dengan lancar seakan Allah telah mempermudah pekerjaannya. Tidak ada satu pun soal yang dianggapnya sulit. Semua materi yang dipelajarinya semalam, dapat diingatnya. Rindi sangat bersyukur bahwa Allah telah membantunya. Dia sadar bahwa bantuan Allah pasti datang bagi hambaNya yang sering berdoa dengan khusyuk. *** Selepas mengerjakan ulangan mereka bertemu. Rinda menangis karena tidak bisa mengerjakan ulangan dengan sempurna. Rindi menasihati saudaranya agar tidak sedih berlebihan dan mengingatkan kembali bahwa doa memiliki kekuatan bagi orang-orang yang khusyuk memanjatkannya. Akhirnya Rinda sadar akan kesalahannya selama ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar