Selasa, 26 April 2016
arti sebuah kesempatan (part 1)
arti sebuah kesempatan (part 1)
saya ingin berbicara sedikit tentang sebuah kesempatan. banyak sekali kesempatan dalam hidup ini. pintu kesempatan terbuka lebar sepanjang kita mau berusaha. terkadang saya masih bingung dengan takdir salah satu teman saya yang sangat baik. karir menanjak, suami sepaket (ganteng, pintar, sayang dia, kaya, bertanggung jawab, dewasa), keluarganya juga bahagia. sedangkan bercermin pada diri, sepertinya masih biasa-biasa aja. masih seperti dulu. seperti tidak ada yang patut dibanggakan.
saya harus intropeksi diri nih. apa sih yang perlu diperbaiki dalam cara saya menghadapi hidup ini. tentunya masih banyak yang kurang. saya merasa usaha saya dalam hal karir, masih belum maksimal. nah ini nih, Tuhan tidak akan memberikan sesuatu yang kita belum siap. sebagai contoh, seorang ayah tidak akan memberikan anak balitanya pisau tajam. karena sang ayah tahu bahwa anak kecil ini belum siap dan belum mengerti fungsi dari pisau sendiri. bisa-bisa pisau tersebut untuk bermain dan melukai dirinya sendiri.
Tuhan tidak akan memberi kita sesuatu jika kita belum siap. lalu bagaimana cara kita mempersiapkan diri agar Tuhan mau memberikan kesempatan kepada kita? Tuhan akan tau kalau kita benar-benar siap dilihat dari bagaimana usaha kita mendapatkan hal tersebut. contohlah dalam menghadapi sebuah ulangan dari guru dengan mata pelajaran yang sangat sulit. siswa a dan siswa b tidak pintar. namun siswa a mau berusaha siang malam untuk belajar mata pelajaran tersebut. setiap ada tugas selalu dikerjakan tepat waktu, tentunya dengan bertanya kesana kemari kepada kakak kelas, guru les, dan internet. selalu berangkat dan mendengarkan dengan baik pelajaran sang guru. sedangkan siswa b, karena dia tahu bahwa dia tidak pintar, dia pasrah dan aras-arasen (malas) di kelas. setiap ada tugas tidak pernah dikerjakan karena memang sulit. tidak ada usaha yang dilakukan, entah itu bertanya atau googling. usahanya sangat minim. berangkat sekolah pun dia hanya sekedar berangkat, tidak ada persiapan sama sekali. ketika tiba saat ulangan, siswa a dan b mendapatkan nilai yang sama. sama-sama jelek karena mereka berdua memang tidak pintar. lalu apakah guru akan memberikan nilai yang sama pada keduanya? tidak. seorang guru yang baik tentunya menghargai sebuah proses. guru akan tahu mana siswanya yang bersungguh-sungguh dengan usaha yang mati-matian, dan mana siswa yang tidak mau berusaha sama sekali. pasrah bongkokan.
apalagi Tuhan yang memiliki sifat Maha Melihat, Maha Mengetahui. Tuhan tahu mana hambanya yang berjuang mati-matian, mana hambanya yang berjuang dengan baik, mana hambanya yang berjuang aras-arasen, mana hambanya yang tidak berjuang sama sekali. hamba yang hanya mengandalkan dewi fortuna, hamba yang hanya mengandalkan takdir Tuhan, hamba yang pasrah tanpa adanya tawakkal, hamba yang pasif, apakah Tuhan mau memberikan hambanya yang seperti itu? tentunya anda tahu jawabannya.
Hidup ini keras, kawan. tapi, hidup ini juga indah dan manis.
Langganan:
Postingan (Atom)