orang yang belajar sekarang adalah pemilik masa depan.
setuju sekali dengan hal itu. entah siapa yang mengatakannya terlebih dahulu, tapi aku mendapatkannya dari salah seorang temanku. dia gemar sekali belajar filsafat, ilmu yang sudah lama aku diamkan. jika lebihh diefektifkan kalimat itu akan berbunyi, pelajar kini adalah pemiilik masa depan. setali tiga uang dengan makna kalimat "pemuda sekarang adalah pemimpin masa depan". tapi, sungguh sayang masa muda kerap terasa cepat sekali, sependek editorial dalam suatu suratkabar. hari ini menyajikan topik dengan berita a, besok sudah ganti beritayang sedang booming. suatu berita pun cepat berganti seperti cepatnya teknologi berlari di era seperti ini. apa sih yang akan kita bahas? dai tadi hanya muter-muter pembahasannya.
pemuda bagaimana sih yang benar- benar bisa menjadi pemimpin, yaitu pemuda yang mau belajar sebgai seorang pemimpin. dia adalah pemuda yang benar-benarr tau kalau masa mudanya kini hakikatnya adalah untuk mempersiapkan diri ke masa depan. tepatnya sebagai seorang pemimpin kalau ingin memiliki kekuasaan. ups, jangan salah ya, kekuasaan itu tidak serta merta busuk semuanya. kekuasaan yang digunakan untuk melindungi orang yang lemah itu kekuasaan yang sesungguhya. sebagai koordinator suatu kebaikan. hingga pada akhirnya suatu yang baik itu akan tersistem.
tapi, kata seorang teman, jiwa pemimpin itu ada pada diri tertentu, tidak semua manusia memiliki jiwa pemimpin sejati. ada seseorang yang lebih cocok di belakang, sebagai backing, atau bahkan lebih cocok sebagai orang yang dipimpin. tuhan telah memberikan peran yang berbeda bagi setiap hambanya. namun, dalam wahyu yan diturunkan kepada N.Muhammad disebutkan bahwa setiap manusia diciptakan sebagai pemimpin di bumi/ khalifah fil ardh.
lalu, apakah manusia ada yang tidak cocok memimpin? pada kalimat khalifah fil ardh berisi makna yang global. kalimat ini tidak menekankan kepada kepemimpinan teradap manusia, tapi di bumi. isi bumi itu kan banyak, tidak hanya manusia. jadi, semua manusia memiliki sifat fitrah dalam memimpin dirinya sendiri, alam lingkungan di sekitar/ lingkungan hidupnya. jadi, manusia yang bijaksana adalah yang bisa mengatur lingkungannya. salah satunya menjaga kelestarian lingkungan, mengerem hawa nafsu untuk menguasai dan mengeksploitasi sumber daya alam
.
setuju sekali dengan hal itu. entah siapa yang mengatakannya terlebih dahulu, tapi aku mendapatkannya dari salah seorang temanku. dia gemar sekali belajar filsafat, ilmu yang sudah lama aku diamkan. jika lebihh diefektifkan kalimat itu akan berbunyi, pelajar kini adalah pemiilik masa depan. setali tiga uang dengan makna kalimat "pemuda sekarang adalah pemimpin masa depan". tapi, sungguh sayang masa muda kerap terasa cepat sekali, sependek editorial dalam suatu suratkabar. hari ini menyajikan topik dengan berita a, besok sudah ganti beritayang sedang booming. suatu berita pun cepat berganti seperti cepatnya teknologi berlari di era seperti ini. apa sih yang akan kita bahas? dai tadi hanya muter-muter pembahasannya.
pemuda bagaimana sih yang benar- benar bisa menjadi pemimpin, yaitu pemuda yang mau belajar sebgai seorang pemimpin. dia adalah pemuda yang benar-benarr tau kalau masa mudanya kini hakikatnya adalah untuk mempersiapkan diri ke masa depan. tepatnya sebagai seorang pemimpin kalau ingin memiliki kekuasaan. ups, jangan salah ya, kekuasaan itu tidak serta merta busuk semuanya. kekuasaan yang digunakan untuk melindungi orang yang lemah itu kekuasaan yang sesungguhya. sebagai koordinator suatu kebaikan. hingga pada akhirnya suatu yang baik itu akan tersistem.
tapi, kata seorang teman, jiwa pemimpin itu ada pada diri tertentu, tidak semua manusia memiliki jiwa pemimpin sejati. ada seseorang yang lebih cocok di belakang, sebagai backing, atau bahkan lebih cocok sebagai orang yang dipimpin. tuhan telah memberikan peran yang berbeda bagi setiap hambanya. namun, dalam wahyu yan diturunkan kepada N.Muhammad disebutkan bahwa setiap manusia diciptakan sebagai pemimpin di bumi/ khalifah fil ardh.
lalu, apakah manusia ada yang tidak cocok memimpin? pada kalimat khalifah fil ardh berisi makna yang global. kalimat ini tidak menekankan kepada kepemimpinan teradap manusia, tapi di bumi. isi bumi itu kan banyak, tidak hanya manusia. jadi, semua manusia memiliki sifat fitrah dalam memimpin dirinya sendiri, alam lingkungan di sekitar/ lingkungan hidupnya. jadi, manusia yang bijaksana adalah yang bisa mengatur lingkungannya. salah satunya menjaga kelestarian lingkungan, mengerem hawa nafsu untuk menguasai dan mengeksploitasi sumber daya alam
.